Menata Hati di Tanah Suci: Kembali pada Diri Sejati
Menata Hati di Tanah Suci: Kembali pada Diri Sejati
Refleksi Qolbu dalam Manasik Umroh Bersama King Salman Travel
Pengantar
Manasik umroh bukan hanya pengenalan teknis rukun dan tata cara perjalanan ibadah ke Tanah Suci, melainkan juga momen penyucian hati. Bersama King Salman Travel, kami mengajak jamaah bukan sekadar siap secara fisik, tetapi juga matang secara batin. Karena sesungguhnya, keberangkatan umroh adalah panggilan cinta dari Allah SWT—untuk kembali pada hati yang suci dan diri yang sejati, selamat tinggal diri palsu, selamat tinggal diri ego, terimakasih selama ini telah mewarnai dan telah sampai diperjalanan diri sejati kembali fitrah, dalam khazanah qolbun salim, di ranah tulus,
1. Qolbun Salim: Tujuan Akhir dari Ibadah
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Pada hari harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih (qolbun salim).”
(QS. Asy-Syu‘ara: 88–89)
Hati yang bersih inilah yang menjadi tujuan utama dari seluruh rangkaian ibadah. Maka, setiap thawaf, sa’i, dan sujud kita di Tanah Suci, sejatinya adalah ikhtiar menyucikan hati dari penyakit dunia: iri, dengki, ujub, dendam, dan cinta dunia yang berlebihan.
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa qolbun salim adalah hati yang selamat dari segala hal yang memutuskan hubungan dengan Allah dan menyimpang dari ketaatan kepada-Nya (Madarij as-Salikin, 1/524).
2. Tanah Suci: Tempat Turunnya Rahmat Allah
Tanah Suci adalah wilayah yang dipenuhi keberkahan dan rahmat. Setiap langkah yang kita tempuh, setiap tangisan yang tumpah, akan disambut oleh kelembutan kasih Allah SWT.
“Dan barang siapa yang memasukinya (Masjidil Haram), maka dia aman.”
(QS. Ali Imran: 97)
Rasulullah SAW bersabda:
“Shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu shalat di tempat lain.”
(HR. Ahmad)
Maka ketika kita sampai di sana, niatkan sepenuh hati untuk membiarkan rahmat-Nya membersihkan segala luka dan beban yang selama ini kita pikul dalam hidup.
3. Fitrah: Kembali pada Diri Sejati
Umroh adalah momen kembali. Kembali ke Baitullah, tetapi lebih dari itu: kembali ke fitrah, yakni kejernihan jiwa yang Allah anugerahkan saat kita dilahirkan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Di Tanah Suci, kita tidak hanya melepaskan pakaian dunia (melalui ihram), tetapi juga diajak melepas ego, ambisi duniawi, dan semua topeng keduniaan. Inilah perjalanan ruhani yang akan mempertemukan kita kembali dengan jati diri kita sebagai hamba.
Imam Al-Ghazali menyebut perjalanan ibadah sebagai jalan untuk kembali kepada jiwa yang mengenal Allah dan tenang bersama-Nya (Ihya’ Ulumuddin).
4. Tulus: Kunci Hati yang Terbuka
Tulus dan ikhlas adalah inti dari seluruh ibadah. Jika niat kita masih tercampur riya’, pamer, atau sekadar formalitas sosial, maka ruh ibadah akan hilang.
Allah SWT berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Manasik umroh bersama King Salman Travel senantiasa mengarahkan jamaah untuk menyucikan niat sejak awal. Karena hanya niat yang bersih yang akan menuntun langkah kita menuju maqam ruhani yang lebih tinggi.
Kesimpulan: Manasik Qolbu sebagai Perjalanan Pulang
Melalui manasik ini, kami berharap setiap jamaah:
-
Menata hatinya agar mencapai kondisi qolbun salim.
-
Merasakan rahmat Allah yang mengalir di setiap sudut Tanah Suci.
-
Kembali pada fitrah, meninggalkan segala beban dunia dan meneguhkan kembali peran sebagai hamba Allah.
-
Menumbuhkan ketulusan dalam seluruh laku ibadah.
Ibadah umroh bukan hanya tentang sampai ke Mekkah, tapi juga tentang sampai ke hati yang tenang, jujur, dan dekat kepada Allah. Inilah manasik qolbu, inilah ruh dari perjalanan suci bersama King Salman Travel.
Daftar Pustaka
-
Al-Qur’an al-Karim
-
Shahih al-Bukhari
-
Shahih Muslim
-
Ibnul Qayyim. Madarij as-Salikin. Dar al-Kitab al-‘Arabi
-
Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin. Dar al-Fikr
-
Wahbah az-Zuhaili. Tafsir al-Munir. Damaskus: Dar al-Fikr, 1998
-
Kementerian Agama RI. Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
-
Majelis Tarjih Muhammadiyah. Fiqh Manasik, 2020