Mencium Hajar Aswad: Sunnah atau Berebut Hingga Berdosa? Pahami Hukum dan Prioritas Ibadah Sunnah di Tawaf

Kategori : Umrah, Haji, Umroh Plus, Tips, Manasik, Ditulis pada : 03 November 2025, 09:10:15

Mencium Hajar Aswad adalah salah satu sunnah Nabi ﷺ yang sangat dicintai umat Islam. Setiap jamaah yang bertawaf di Masjidil Haram tentu berharap bisa menyentuh bahkan menciumnya, mengikuti jejak Rasulullah ﷺ.

Namun, sayangnya, tidak sedikit yang memaksakan diri hingga mendorong, menyakiti, bahkan membahayakan jamaah lain. Padahal, di balik sunnah ini, ada adab dan prioritas ibadah yang sering dilupakan: menjaga keselamatan diri dan orang lain lebih utama daripada memaksakan sunnah. 

Hadis Mencium Hajar Aswad Bisa Hapuskan Dosa 


Status Hukum Mencium Hajar Aswad

Menurut ijma’ ulama, mencium Hajar Aswad adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).
Rasulullah ﷺ selalu memulainya dengan mencium batu hitam tersebut setiap kali tawaf.

Namun penting dipahami:

“Sunnah hanya berlaku jika tidak menimbulkan mudarat. Jika berdesakan atau menyakiti orang lain, maka berpindah menjadi makruh atau bahkan haram.”

📖 Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari:

“Siapa yang tidak mampu menyentuh Hajar Aswad tanpa menyakiti orang lain, cukup dengan isyarat tangan.”


Cara Mengamalkan Sunnah Tanpa Menyakiti

Jika area Hajar Aswad padat, Rasulullah ﷺ memberikan contoh alternatif:

  1. Berisyarat dari jauh dengan tangan kanan.

  2. Mengucapkan “Bismillah, Allahu Akbar.”

  3. Melanjutkan tawaf tanpa berhenti.

Dengan demikian, niat mengikuti sunnah sudah tercatat, tanpa harus berebut.
Islam selalu menekankan niat dan ketenangan hati di atas tindakan yang berisiko bahaya.


Ketika Sunnah Bisa Menjadi Dosa

Mencium Hajar Aswad menjadi berdosa jika dilakukan dengan:

  • Mendorong jamaah lain, terutama lansia dan wanita.

  • Menyakiti fisik orang lain (terinjak, terhimpit, terjatuh).

  • Mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah lain.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Jadi, menyakiti sesama jamaah untuk mengejar sunnah justru menghapus pahala dan mengganti dengan dosa.
Inilah makna sejati dari fiqh prioritas ibadah, mendahulukan yang wajib atas yang sunnah.


Tips Aman & Berpahala Saat Tawaf

  • Utamakan adab: jangan dorong, jangan potong jalur orang lain.

  • Pilih waktu lengang: setelah Subuh atau tengah malam.

  • Jika perempuan: lakukan tawaf di lantai atas, lebih aman dan nyaman.

  • Gunakan isyarat tangan: pahala tetap tercatat, tanpa bahaya.

  • Jaga kekhusyukan: lebih baik jauh tapi tenang, daripada dekat tapi gaduh.


Mencium Hajar Aswad memang penuh makna dan pahala.
Namun, mempertahankan akhlak dan menjaga keselamatan sesama jamaah adalah bentuk ibadah yang lebih tinggi nilainya.

Jangan korbankan ukhuwah hanya demi menyentuh batu hitam.

Karena sesungguhnya, hati yang tulus dan tangan yang terangkat dari jauh pun sudah dicatat sebagai cinta kepada Rasulullah ﷺ.


Ingin belajar fiqih umroh sesuai sunnah secara praktis dan menyenangkan?
Bergabunglah dalam Manasik Interaktif King Salman Travel, panduan ibadah dengan video 3D, bimbingan ustadz berpengalaman, dan simulasi langsung cara tawaf yang benar dan aman.

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id