Kisah Haru Jama'ah Asal Surabaya, Dari Ajakan Istri Bisa Berada Di Tanah Suci

Kategori : Umrah, Ditulis pada : 26 Mei 2025, 12:45:43

doksby3.jpg

Oleh: Krisnanta, Jambangan Surabaya

Semua bermula dari satu ajakan sederhana yang ternyata menjadi pintu perjalanan ruhani paling berkesan dalam hidup saya. Istri saya, Siti Indah, menyampaikan niat kuatnya untuk menunaikan ibadah umroh. Saat itu saya hanya mendengarkan dengan campuran rasa ragu dan tidak percaya. Namun seiring waktu, ia membuktikan kesungguhannya. Tiba-tiba kami sudah booking tempat, dan telah memilih King Salman Travel sebagai penyelenggara perjalanan kami.

Saya, istri, dan ibu mertua tercinta, Ibu Titik Suryati—kami bertiga yang berdomisili di Surabaya—bersiap untuk melangkah menuju Tanah Suci. Hati saya masih setengah tak percaya. Benarkah saya akan berangkat ke Makkah dan Madinah? Namun semuanya menjadi nyata ketika saya mengikuti manasik.

Di awal manasik, saya datang tanpa banyak pengetahuan. Tapi suasananya begitu menyentuh. Bimbingan yang disampaikan tidak hanya menjelaskan teknis ibadah, tapi menyentuh qolbu. Tentang kesiapan hati, tentang kerendahan diri, dan tentang makna sesungguhnya dari panggilan ini. Saya mulai merasa: ini bukan sekadar perjalanan ke luar negeri. Ini adalah perjalanan pulang... ke rumah jiwa yang paling dalam.

doksby1.jpg

Ketika akhirnya tiba di Makkah, kami disambut dengan pelayanan yang sangat baik. Hotel nyaman dan dekat dengan Masjidil Haram, membuat kami bisa langsung bergegas menunaikan ibadah tanpa kerepotan. Tour leader yang ramah dan penuh perhatian membuat kami merasa didampingi, bukan sekadar dipandu.

Dan saat pertama kali melihat Ka’bah... saya terdiam. Terpaku. Hati saya seperti berhenti sejenak dari hiruk pikuk dunia. Inilah rumah Allah yang selama ini hanya saya lihat dari gambar dan video. Kini berdiri nyata di depan mata saya. Air mata tak tertahan. Semua yang diajarkan saat manasik, kini saya alami sendiri. Detik itu, saya sadar: Allah benar-benar memanggil saya ke sini.

Kami melanjutkan perjalanan ke Madinah. Memasuki Masjid Nabawi adalah pengalaman yang tak kalah menggetarkan. Saat berada di Raudhah, saya teringat pesan manasik: “Temukan Rasulullah dalam hatimu.” Dan di tempat itulah, saya merasa seperti bertemu dengan beliau—dalam sunyi, dalam cinta, dalam rindu. Saya juga semakin mendalami kisah Sayyidah Khadijah—perempuan agung yang menemani Nabi sejak awal. Keteguhannya, cintanya, dan pengorbanannya dalam mendampingi Rasulullah hingga ke Gua Hira, mengajarkan saya tentang makna sejati dari peran sebagai pasangan hidup.

doksby2.jpg

Selama perjalanan, Allah juga mempertemukan kami dengan banyak saudara baru. Bu Indah dan Bu Diah yang mengajak serta suami mereka menjadi teladan indahnya kebersamaan dalam ibadah. Kami juga bersahabat dengan Pak Holif dan Pak Tantra, yang penuh semangat dan humor. Tanpa disadari, kami bukan hanya menjalankan ibadah—kami membentuk keluarga baru di Tanah Suci.

Kini, setelah kembali ke Surabaya, rindu itu hadir setiap hari. Rindu pada suasana thawaf, rindu pada Madinah yang damai, rindu pada perasaan tenang yang sulit ditemukan di tempat lain. Tapi lebih dari itu, saya rindu pada versi diri saya saat berada di sana: lebih tenang, lebih dekat dengan Allah, dan lebih sadar akan arah hidup.

Saya ingin kembali. Ingin memperbaiki diri lebih jauh. Dan saya tahu, semuanya bermula dari satu hal: ajakan istri yang ternyata adalah pintu panggilan dari Allah. Alhamdulillah, saya menjawabnya. Dan untuk itu, saya sangat bersyukur, terimakasih kepada King Salman Travel yang melayani dengan istimewa, terimakasih kepada semua teman seperjalanan yang ramah.

noorkst

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id