Sejarah Warna Kiswah Ka'bah: Ternyata Pernah Berwarna Merah dan Hijau! Fakta Unik di Balik Benang Emas 150 Kg
Banyak jamaah mengira Kiswah Ka'bah, kain hitam berhiaskan bordir emas, selalu seperti itu sejak dahulu. Padahal, dalam sejarah warna Kiswah Ka'bah, warnanya pernah berubah menjadi merah, hijau, bahkan putih, tergantung siapa khalifah yang memerintah!
Fakta ini membuat banyak orang takjub, karena di balik kain penutup Ka'bah yang megah tersimpan perjalanan panjang peradaban Islam dan kemajuan seni tekstil Arab.
Awal Mula Kiswah: Dari Kain Yaman hingga Sutra Mesir
Tradisi memakaikan kain penutup pada Ka'bah sudah berlangsung sejak sebelum Islam. Kaum Quraisy menggantinya setahun sekali dengan kain dari Yaman.
Ketika Islam datang, Rasulullah ﷺ tetap melanjutkan tradisi itu. Beliau pernah menutupi Ka'bah dengan kain Yaman putih (kiswah bayda’). Setelahnya, Khalifah Umar bin Khattab menggantinya dengan kiswah dari sutra Mesir.
Kiswah Berwarna Hijau dan Merah: Simbol Kekuasaan dan Keagungan
Pada masa Dinasti Abbasiyah, kiswah sempat berwarna merah marun dengan tulisan emas. Sedangkan Dinasti Fatimiyah di Mesir pernah menggantinya menjadi hijau zamrud, warna kebesaran mereka.
Warna hitam baru menjadi warna resmi Kiswah Ka'bah pada masa Sultan Ottoman (Utsmaniyah) sekitar abad ke-16, karena dianggap paling elegan dan tahan lama terhadap debu serta panas gurun.
Kiswah Modern: 670 Kg Sutra & 150 Kg Benang Emas
Kiswah masa kini dibuat di Pabrik Kiswah Al-Kiswah Al-Sharifah di Mekkah. Setiap tahun, pada 9 Dzulhijjah, kain baru dipasang saat jamaah wukuf di Arafah.
Fakta mencengangkan:
-
Total bahan: 670 kg sutra alami.
-
Bordiran ayat suci: 150 kg benang emas dan perak murni.
-
Biaya pembuatan mencapai lebih dari 20 juta Riyal Saudi.
-
Dikerjakan oleh 200 pengrajin khusus dengan mesin bordir presisi tinggi.
Ke Mana Kiswah Lama Pergi?
Kiswah lama tidak dibuang begitu saja. Setelah diganti, kainnya dipotong menjadi bagian kecil dan diberikan kepada tamu penting, lembaga Islam, serta museum internasional sebagai simbol kehormatan.
Sebagian potongan juga disimpan di Museum Dua Masjid Suci (Makkah dan Madinah) yang bisa dikunjungi jamaah.
Makna Filosofis di Balik Kiswah Hitam
Warna hitam yang kini digunakan bukan tanpa alasan. Ia melambangkan:
-
Kesederhanaan dan keagungan.
-
Kekokohan dan keteguhan iman.
-
Kebersamaan umat Islam tanpa melihat perbedaan warna kulit dan bangsa.
Tulisan kaligrafinya yang megah memuat ayat-ayat tauhid, doa, dan zikir kepada Allah, mengingatkan setiap jamaah bahwa Ka'bah bukan hanya bangunan, tetapi pusat hati umat Islam.
Fakta Menarik Kiswah Ka'bah
-
Berat total kiswah mencapai 1 ton!
-
Bordir ayat suci dikerjakan selama lebih dari 8 bulan.
-
Bahan sutra diimpor dari Italia sebelum diwarnai di Mekkah.
-
Setiap potongan bordir “Kalimat Tauhid” dibuat secara manual.
-
Tulisan “Lā ilāha illallāh” ditempatkan di sisi yang menghadap Multazam.
Program Ziarah dari King Salman Travel mengajak jamaah mengenal proses pembuatan kiswah, sejarahnya, hingga filosofi di balik setiap jahitan emasnya.